Ada pasangan muda, suami istri. Kenapa kusebut muda? Karena ukuran yang memang layak disebut muda untuk ukuran orang masa kini, yang laki-laki berumur 22 tahun dan yang perempuan 21 tahun. Alhamdulillah, Keduanya kini telah dikaruniai dua orang anak. Dan tentulah masih dinantikan hadirnya buah hati mereka berikutnya. Kenapa? Karena mereka ini pendukung program Keluarga Berencana sejati , bahwa Dua Anak Lebih Baik (baca : dua anak lebih, baik). Keluarga ini sungguh menyenangkan menurut saya. Nuansa belajar sangat kental dalam keluarga ini. Suami belajar pada istri, istri belajar pada suami, orang tua belajar pada anak dan anak belajar pada orang tua. Indah bukan??? Betapa kejujuran, pemaaf, empati, tidak otoriter dan masih banyak lagi kebaikan yang di ajarkan dalam keluarga ini dengan adanya kebiasaan itu. Hemm..panjang deh..kalau mau khusus membahas tentang keluarga ini. Perlu ruang tersendiri..
Suatu ketika saat bersantai dengan keluarga, membersamai anak mereka bermain di ruang keluarga, sang suami bertanya kepada sang istri: “ Ma, apa kamu gak keberatan pakai cincin kawin itu?”
Si istri tentu saja heran dengan pertanyaan itu. Gak ada angin, gak ada hujan (hari emang lagi cerah sih waktu itu.. J), kok tiba2 sang suami tanya begitu. Pikirnya, keberatan apa maksudnya? bagaimana mungkin keberatan.. beratnya aja ga ada 3 gram. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, akhirnya si istri justru balik bertanya : “Nggak tuh Yah, berat gimana? Bobotnya aja kurang dari 3 gram Yah. Hehe..tapi ayah jangan marah ya...bercanda yah..tapi jujur kok.hehe...”
“Masa ??? Yang bener Ma.. Tuh cincin kan sama dengan 10 glugu (batang pohon kelapa). 1 batang pohon aja kan udah berat Ma?” kata sang suami meyakinkan...
“Masa ??? Yang bener Ma.. Tuh cincin kan sama dengan 10 glugu (batang pohon kelapa). 1 batang pohon aja kan udah berat Ma?” kata sang suami meyakinkan...
Sang istri pun semakin tidak mengerti dibuatnya. Bagaimana mungkin, berat cincin kecil, tipis dan lembek begitu sama dengan 1 batang pohon kelapa. Sama kelapanya aja masih beratan 1 kepala. , “Maksud ayah????”.
“Mama belum mengerti juga ya.. Jadi gini ceritanya Ma.. Mama ingat kan saat awal menikah dulu.. Siapa ayah.. Ayah masih jadi mahasiswa dengan pekerjaan yang tidak tetap. Kerja kadang siang hari, kadang malam hari. Sesuai permintaan murid-murid privat ayah. Hmm.. Tapi yang penting kan ayah tetap bekerja tiada henti kan Ma..hehe.. Uang yang ayah kumpulkan waktu mau nikah kan dipakai untuk banyak keperluan. Nah...jadi itu cincin dibeli sama Ibu Ayah dengan menjual 10 batang pohon kelapa...karena gak ada lagi yang bisa dijual selain itu,padi juga sudah ga ada, karena orang tua ayah kan bukan tuan tanah. Trus daun pisang juga udah ga ada, karena sering dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari2, ternak jadi simpanan yang mungkin dikembangkan. Alhamdulillah masih punya pohon kelapa, jadinya ya dijualah pohon kelapa itu untuk beli cincin Ma..saking senengnya orang tua ayah mau dapat menantu sholehah seperti Mama.,,J” jawab sang suami panjang lebar..
Foto by laesmeraldabogota.com
Benar-benar cincin kawin yang super..Sang istri langsung terkejut dengan mata berkaca-kaca karena terharu mendengar jawaban sang suami, “Subhanallah, ayah... “ tidak ada kata2 lanjutan lagi karena keburu air mata yang berderai..
Tapi kira-kira kelanjutannya begini..Hehe, semoga mewakili sebagian kecil dari yang dirasakan sang istri, karena saya kan juga seorang istri..
Ayah, begitu besar perjuanganmu untuk menikahiku..Ketika banyak orang seusiamu bahkan pun di atasmu masih takut untuk menikah.. atau mungkin dikatakan ketika orang membuat pertimbangan untuk menikah. Dengan alasan belum punya pekerjaan yang tetap, penghasilan yang mencukupi, rumah, kesiapan lahir batin, dan entah alasan apalagi..Namun ayah sungguh lah berbeda..ayah sudah berani menikahi mama. Padahal waktu itu ayah masih kuliah dan mama hanya seorang guru honorer. Ayah memang tidak punya pekerjaan tetap, tapi yang penting ayah tetap bekerja. Dan Mama pun tak ragu untuk menerima pinangan ayah karena kita sudah bersama menyamakan niat kita, bahwa nikah adalah karena-Nya.. Semoga istiqomah dan bahagia sampai ke syurga..
Hmmm, kayaknya cocok ya lirik lagu ini untuk mereka......
Di hatimu tersimpan cinta yang suci
Serta mendalam pernikahan dari beda dunia
Meski kau terbiasa hidup tanpa perih
Namun kau ikhlas hidup bersahaja
Namun bahagia
Duhai pendampingku, akhlakmu permata bagiku
Buat aku makin cinta
Tetapkan selalu janji awal kita bersatu
Bahagia sampai ke surga
Maafkan aku jika tak bisa sempurna
Karena ku bukan lelaki yang turun dari surga
Ketulusan hatimu anugerah hidupku
Doakan langkah kita tak berpisah
Untuk selamanya
Serta mendalam pernikahan dari beda dunia
Meski kau terbiasa hidup tanpa perih
Namun kau ikhlas hidup bersahaja
Namun bahagia
Duhai pendampingku, akhlakmu permata bagiku
Buat aku makin cinta
Tetapkan selalu janji awal kita bersatu
Bahagia sampai ke surga
Maafkan aku jika tak bisa sempurna
Karena ku bukan lelaki yang turun dari surga
Ketulusan hatimu anugerah hidupku
Doakan langkah kita tak berpisah
Untuk selamanya
(Penyanyi:Edcoustic)
Terlintas diantara lembaran WA
Matur nuwun sanget untuk “Mbak dan Mas sekelurga”
Kalian adalah guru kami
waaa..... apik tenan ceritanya :D
ReplyDeletebisa jadi pelajaran neh mba buat orang2 yang masih mikir nikah dengan alasan masih belum cukup secara materi.
matur nuwun sanget..masih belajar.
ReplyDelete