Dulu aku heran,
bahkan sangat heran. Ketika Ibuku bertanya pada kami (aku atau adek atau Bapak)
tentang menu apa yang mau dimakan. Dan dengan mudah kami pun menjawab, “Terserah Ibu.” Mendengar
jawaban kami Ibu kemudian berkata, “Lho ojo terserah, ndang miliho opo..” Kalau
dalam bahasa Indonesia “Lho jangan terserah, pilih apa..”. Kami pun tetap
menjawab sama, terserah Ibu. Dan Ibu kami kemudian mengutarakan beberapa
pilihan menu. Kamipun kompak tanpa bermusyawarah kekeuh dengan jawaban yang
sama, terserah Ibu. Pada saat itu kami tidak punya maksud apa-apa kecuali hanya
punya satu tujuan agar Ibu tidak repot karena harus memenuhi permintaan kami.
Dalam pemikiran kami dengan memberikan wewenang penuh kepada Ibu maka akan
mempermudah Ibu dalam memilih menu makanan keluarga. Namun aku merasa heran.
Karena yang aku lihat justru sebaliknya,
Ibu sepertinya justru ‘terbebani” dengan jawaban kami. Kata Ibu, “Pilihlah apa,
biar Ibu ndak bingung.” Dan akupun tetap terheran dan tak menemukan jawaban
apa-apa pada waktu atas pertanyaanku.
Kini, setelah beberapa
tahun berlalu, saat aku menjalankan peran yang sama seperti Ibuku, akupun
mengalami sendiri hal sama seperti yang dialami Ibuku. Ketika suatu hari aku
bertanya tentang menu. Jawaban ‘terserah’ itu ternyata tak memberikan efek
semudah yang kupikirkan waktu itu. Aku justru bingung, mau milih ini itu khawatir
tak sesuai,khawatir dia tak suka, khawatir.... khawatir... dan khawatir. Dan
akhirnya berujung galau deh.... Kena
juga sama virus yang lagi ngetrend
belakangan ini. Dalam kondisi ini aku
benar-benar butuh jawaban bahkan mengharapkan sebuah jawaban. Sehingga aku tahu
apa yang harus aku pilih tanpa aku berpikir lagi. Tinggal tunggu instruksi,
lalu laksanakan, rasanya itu lebih enak.
Astaghfirullah..
benar-benar sedih jadinya kalau teringat waktu memberikan jawaban ke Ibu waktu
itu. Apa susahnya menjawab pertanyaan itu. Begitu sayangnya Ibu sampai urusan
memilih makananpun diserahkan kepada kita. Dan seharusnya seperti beliau yang
ingin membahagiakan kita seharusnya aku pun melakukan hal yang sama. Bukan
maksud membela diri, jawaban ‘terserah”
itu sebenarnya karena aku juga sayang Ibu. Aku sayang Ibu...
#Happy Milad Ibu...
Barokallahu fii umrik...
0 comments:
Post a Comment