Dulu aku heran,
bahkan sangat heran. Ketika Ibuku bertanya pada kami (aku atau adek atau Bapak)
tentang menu apa yang mau dimakan. Dan dengan mudah kami pun menjawab, “Terserah Ibu.” Mendengar
jawaban kami Ibu kemudian berkata, “Lho ojo terserah, ndang miliho opo..” Kalau
dalam bahasa Indonesia “Lho jangan terserah, pilih apa..”. Kami pun tetap
menjawab sama, terserah Ibu. Dan Ibu kami kemudian mengutarakan beberapa
pilihan menu. Kamipun kompak tanpa bermusyawarah kekeuh dengan jawaban yang
sama, terserah Ibu. Pada saat itu kami tidak punya maksud apa-apa kecuali hanya
punya satu tujuan agar Ibu tidak repot karena harus memenuhi permintaan kami.
Dalam pemikiran kami dengan memberikan wewenang penuh kepada Ibu maka akan
mempermudah Ibu dalam memilih menu makanan keluarga. Namun aku merasa heran.
Karena yang aku lihat justru sebaliknya,
Ibu sepertinya justru ‘terbebani” dengan jawaban kami. Kata Ibu, “Pilihlah apa,
biar Ibu ndak bingung.” Dan akupun tetap terheran dan tak menemukan jawaban
apa-apa pada waktu atas pertanyaanku.
Wednesday, October 3, 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)