Masih
ingin sharing seputar pengalaman saya ke Poso. Semoga ada manfaatnya ya... Kali
ini tentang perjalanan saya ke Rumah Adat Poso, atau yang dikenal dengan
sebutan Rumah Adat Tambi. Sejenis rumah panggung, namun berbentuk kerucut.
Lokasinya di dekat Patung Megalith, atau masih satu komplek dengan patung
megalith yaitu di Padang Sepe, Desa Kolori. Jadi kalau tidak sekalian singgah ke Rumah Adat rugi deh, karena perjalanannya jauh.
Rumah Adat Poso |
Di Padang Sepe ada 4 Rumah Adat Poso, 2 rumah yang digunakan untuk lumbung padi dan 2 rumah lagi digunakan untuk hunian. Baru pertama kali melihat, muncullah rasa penasaran saya. Saya masuk ke salah satu rumah yang digunkan untuk hunian. Naiknya menggunakan tangga, yang terbuat dari sebatang kayu utuh yang dibentuk tangga. Pintu rumah terbuat dari lempengan kayu yang dipahat kepala kerbau. Di tengah-tengah ruangan ada perapian sederhana, dan di pinggir-pinggir ruangan atau mengitari perapian ada papan-papan yang menurut keterangan dari guide saya digunakan untuk tempat tidur. Banyak juga ya... Ternyata memang rumah seperti ini biasanya dihuni tidak hanya satu keluarga tapi ada beberapa keluarga. Begitu menurut informasi yang saya dapat. Oia, perapian yang berada ditengah ruangan sekaligus juga difungsikan sebagai dapur.
Bangunan yang kecil itu untuk menyimpan hasil panen |
Puas melihat-melihat isi rumah adat ini, kemudian saya melihat rumah berikutnya yang ukurannya lebih kecil dan lebih tinggi. Ternyata rumah ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen. Karena bentuknya yang agak tinggi maka dibawahnya bisa digunakan untuk duduk.Siang itu saya sengaja mencobanya, ternyata enak juga duduk di sini. Semilir angin yang lembut menyapa, menjadikan siang tak terasa panas lagi. Malah lama-lama jadi mengantuk...
Menikmati hembusan angin |
0 comments:
Post a Comment