Monday, November 18, 2013

Padamarari Objek Wisata di Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso



Bercerita tentang pesona Poso rasanya tak ada habis-habisnya. Setelah sebelumnya saya cerita tentang perjalanan saya mengelilingi Danau Poso, kali ini saya akan bercerita tentang Padamarari, sebuah objek wisata perbukitan penuh pesona di Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso.
Danau menjadi cermin Langit
Setelah singgah di Danau Poso, tepatnya di Pantai Siuri, untuk menikmati indahnya alam ciptaanNya dan sekaligus ingin menyentuh langsung air tawar di danau itu, kemudian perjalanan di lanjutkan menuju Padamarari. Dari Siuri ke Padamarari melalui jalan berkelok dan menanjak. Namun semua tak terasa, karena sepanjang perjalanan di suguhi lukisan alam yang indah. 
Danau Poso dilihat dari Padamarari
Padamarari adalah sebuah perbukitan yang subhanallah, indah…. Begitu sampai di puncak bukit, mobil kami parkir di pinggir jalan. Dan saya pun turun dari mobil kemudian berjalan kaki menjangkau puncak bukit. Subhanallah…dari sini saya dapat melihat Danau Poso secara utuh. Susah rasanya melukiskan keindahannya dengan kata-kata, dan juga tak mudah untuk bisa mengambil gambarnya dengan sempurna karena sungguh ketika mata kita langsung memandangnya Padamarari jauhhhh lebih indah. Allahu Akbar. Subhanallah…
Waktu itu siang hari ketika saya di Padamarari, matahari bersinar terang, langit cerah biru dihiasi  awan putih membentuk gugusan. Danau Poso yang berada di bawahnya seolah menjadi cermin yang sempurna. Lembah hijau terhampar, dan nampak beberapa rumah bergerombol membentuk perkampungan. Semua berpadu indah. 
Dengan Izin Allah kaki ini telah menginjak di Padamarari
Tempat ini masih sepi, sepanjang perjalanan menuju tempat ini hanya satu kali berpapasan dengan kendaraan, truck pengangkut barang ke desa. Jadi kalau mau kesini siap-siap membawa mobil pribadi atau rental ya... Terus siap-siap juga bawa makanan sendiri, karena tidak ada warung di sini. Ini yang tak kalah penting, kalau membawa makanan jangan lupa sampahnya di buang pada tempatnya. Dan...berhubung disini tidak ada tempat sampah khusus, jadi sebaiknya sampah yang kita hasilnya kita bawa kembali untuk kita buang ke tempat sampah. Membuang satu bungkus makanan memang awalnya tak terasa, akan tetapi kalau tiap hari ada satu orang yang melakukannya, dalam setahun ada berapa? Jadi kalau bukan kita yang menjaga alam ini, lalu siapa lagi? Hehehe. Ini sekaligus mengingatkan diri sendiri. Bukankah kebersihan sebagian daripada iman? 
Saat pagi atau sore hari enak juga sepertinya duduk-duduk disini. Menikmati hembusan angin bebas tanpa penghalang karena posisinya yang benar-benar di atas bukit. Menghayati ciptaanNya, dan menyadari betapa kecilnya manusia. Semakin sering berjalan ke suatu tempat, semakin takjub dengan Indonesiaku..

0 comments:

Post a Comment