Tuesday, May 24, 2011

Tidak Perlu Menunggu Untuk Bahagia

Ini mungkin bukan merupakan sesuatu yang aneh yang sering di alami seseorang. Melupakan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya, dan menghitung berapa banyak keinginan yang belum bisa dicapainya. Efeknya ketika melihat pencapaian orang yang lain, yang mungkin diatasnya maka dia kemudian berpikir ‘alangkah bahagianya jika aku seperti dia’.
Ini adalah hari pertama kuliah di semester ganjil , setelah hampir dua bulan libur semester genap. Dan rupanya setiap mahasiswa punya agenda masing-masing untuk mengisi liburan tersebut. Ada yang berencana pulang kampung, pergi berwisata dengan keluarga, pun ada pula yang mengisinya dengan mengikuti kuliah semester pendek untuk memenuhi target agar cepat lulus. Suatu pagi, didalam kelas sebelum kuliah dimulai, para mahasiswa asyik bercerita. Hampir semuanya menceritakan kegiatannya sewaktu libur semester genap kemaren.  Disela-selanya ada yang membagikan oleh-oleh dari kampung halamannya, yang dari palembang bawa empek-empek, yang dari medan bawa bolu meranti, yang dari malang bawa keripik apel, yang dari kediri bawa stik tahu, yang dari jogja bawa bakpia patok, yang dari semarang bawa lumpia, yang dari bontang bawa manisan, yang dari samarinda bawa krupuk amplang, yang dari sulawesi bawa kacang goyang, yang dari tegal bawa telur asin, wah pokoknya komplit deh, menu Indonesia Raya.. oh iya hampir lupa...Ada yang tidak mau ketinggalan untuk berpartisipasi...yang  dari ponorogo bawa sate ayam dan brem. Ya walaupun brem dari Madiun, tapi gapapa lah..Madiun Ponorogo kan berdekatan... J . Diantara kesibukan kita menikmati makanan yang enak luar biasa karena rasa mbayar (baca :rasah mbayar  alias gratis).. Ada juga teman yang membagikan gantungan kunci berbentuk singa  yang lagi memuntahkan air. Yakinlah... semua pasti tahu dari mana asalnya itu gantungan kunci. “Wah, habis liburan ke Singa**** ya Chan??? Asyik dunk?” tanya salah seorang teman kami, ketika menerima oleh-oleh itu.”Woww...berapa hari disana Chan? Trus jalan kemana aja Chan? Ke Orchard, Marina Bay, Shenton Way,  Raffles Place, Bugis, Chinatown, atau Little india?  Itu  kan tempat  yang asyik buat belanja Chan... Hemm, dasar anak ekonomi ya pikiran langsung belanja dan belanja. (Hehe..maksudnya teman-temanku gitu..so, jangan protes ya anak ekonomi yang lainnya..“Iya, tapi gak kemana-mana.  Kemaren itu kita nganterin Papa  operasi jantung di sana.” Jawab Chanchan. Aku yang tadinya tidak terlalu merisaukan pertanyaan  dari teman-teman kepada Chanchan, tiba-tiba jadi tersentak oleh jawaban yang disampaikan Chanchan.
Chanchan yang  kutahu selama ini  hidup penuh dengan fasilitas dan keluarga yang menyayanginya, ternyata disitu ada ayahnya yang sedang sakit jantung. Aku yang selama ini berpikir bahwa enak ya menjadi Chanchan, mau ini, mau itu, mau pergi kesini, mau pergi kesitu, kayaknya ada dan mudah untuk mendapatkannya. Beda mungkin dengan aku yang kalau ingin sesuatu harus berjuang dulu. Namun jawaban Chanchan di pagi itu, benar-benar menyadarkanku. Astaghfirullah... Engkau benar-benar Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-hamba-MU Ya Rabb.. Apa yang tepat bagi hamba-Mu Ya Rabb..termasuk aku. Karena andaikan Engkau mengabulkan keinginanku untuk menjadi seseorang (misalnya menjadi Chanchan), semua fasilitas memang ada, tapi belum tentulah aku sanggup juga menerima segala konsekuensi menjadi  seorang Chanchan, menghadapi ujiannya , ayahnya sakit jantung. Kalau orang jawa bilang sawang sinawang.

Friday, May 20, 2011

Cincin Kawin Super

Ada pasangan muda, suami istri. Kenapa kusebut muda? Karena ukuran yang memang layak disebut muda untuk ukuran orang masa kini, yang laki-laki berumur 22 tahun dan yang perempuan 21 tahun. Alhamdulillah, Keduanya kini telah dikaruniai dua orang anak. Dan tentulah masih dinantikan hadirnya buah hati mereka berikutnya. Kenapa? Karena  mereka ini pendukung  program Keluarga Berencana sejati , bahwa Dua Anak Lebih Baik (baca : dua anak lebih, baik).  Keluarga ini sungguh menyenangkan menurut saya. Nuansa belajar sangat kental dalam keluarga ini. Suami belajar pada istri, istri belajar pada suami, orang tua belajar pada anak dan anak belajar pada orang tua. Indah bukan??? Betapa kejujuran, pemaaf, empati, tidak otoriter dan masih banyak lagi kebaikan yang  di ajarkan dalam keluarga ini dengan adanya kebiasaan itu. Hemm..panjang deh..kalau mau khusus membahas tentang keluarga ini. Perlu ruang tersendiri..
Suatu ketika saat bersantai dengan keluarga, membersamai anak mereka bermain di ruang keluarga, sang suami bertanya kepada sang istri: “ Ma, apa kamu gak keberatan pakai cincin kawin itu?”

Thursday, May 19, 2011

Antara Kerja, Uang dan ATM

Menceritakan kembali apa yang dicerikan oleh teman kantor saya. Entah kenapa saya selalu suka menyimak setiap cerita teman2 di kantor dan kemudian merekamnya dalam otak saya (tapi kententuan dan syarat berlaku lho, artinya menjadi mesin perekam yang baik, tidak asal rekam gitu.. J).  Seperti cerita siang ini. Si Ibu teman kantorku menceritkan tentang cucunya. Hemm, langsung ambil posisi siap menyimak aku mengetahui kalau beliau akan menceritakan cucunya. Pasti ada yang seru nih pikirku.
Dan si Ibu pun memulai ceritanya. “Mbak ning, kemaren itu saya dilarang kerja sama cucu saya. Katanya saya disuruh di rumah aja nemenin dia main” . “Si kakak ya Bu?” spontan aku langsung menebak. Yakin seratus persen kalau jawabanku bakalan benar. Karena beliau hanya punya dua cucu, si adek dan si kakak. Si adek kan baru kemaren berumur satu tahun, jadi gak mungkinlah tanya begitu. Lha wong bicara aja belum bisa. Pastilah si kakak. Aku sudah kenal dengan cucu beliau yang kupanggil si kakak, karena aku mengikuti bahasa yang disampaikan dalam keluarga si Ibu. Dia adalah anak kecil yang cantik, pinter, dan ramah lho.. Buktinya sama teman satu ruangan aja kenal. Padahal usianya masih 4 tahunan. Makanya si kakak juga kenal aku lho..hehe... Lanjut ya ceritanya... Si Ibu lalu menjawab, “Iya...trus saya jelaskan ke dia, nenek kalau gak kerja gak punya uang buat jalan2 sama kakak.”
                                                            

Ulang Tahun

Beberapa hari  yang lalu menghadiri ulang tahun keponakan... Sudah di ‘teror’ beberapa kali sama kakak untuk memastikan kita (my husband n me) bisa datang pada acara itu. Bahkan dua bulan sebelumnya  aja undangan udah nyampe ke kita. “Pokoknya (di-underline trus di-bold) harus datang lho dek”, itu kalimat yang paling kuingat, karena ada kata pokoknya. Sejak saat itu sama suami mulai mikir, tanggal itu harus mengosongkan jadwal, jadi bener bisa diisi dengan jadwal ke ulang tahun Raga. Kalau perlu yang udah terlanjut disepakati di geser aja jadwalnya, kalau ga bisa di geser ya di batalkan aja. Waduh, sakti amat kata2 pokoknya. Karena sudah di jadwalkan sejak lama, makanya kami bisa datang pas hari-H. Dalam acara itu kami jadi spesialis seksi dokumentasi. Ambil gambar sana-sini. Lucu dan seru. Namanya juga acaranya anak2...
Bener2 acara sudah tuntas kami baru pulang. Bukan hanya nunggu tamu pulang, tapi sampai kerja bhakti beresin rumah. 
Selesai acara, keponakan jadi manusia yang paling sibuk. Sibuk buka kado dari teman2nya maksudnya... Walah kebanyakan isinya mainan semua...Tapi karena itu dia justru seneng banget.. Ya itulah dunia anak2..Btw, beda banget ya dengan hadiah ulang tahun tante beberapa hari yang lalu dek. Coba liat......... So nice bukan???

Tuesday, May 10, 2011

Begin

Alhamdulillah……..
Syukur yang tiada terkira… Atas karunia-Nya semata, hal yang sederhana  ini dapat terhadirkan... Keinginan sebenarnya sudah lama hadir…. Angan-angan sebenarnya sudah mengawan… Namun kalau Yang Maha Kuasa belum berkehendak, semuanya hanya ada dalam alam yang kasat mata, hanya dapat dinikmati oleh sendiri, dan tentulah tak dapat dibagi dengan yang lainnya..

NingSavin.Com. Dua nama yang disatukan... Seperti namanya, Ning dan Savin....Ning Save In... Save in your heart, save in your mind...Semoga langsung melekat dihati dan pikiran semuanya...(hehe.tidakmemaksa.com). 

Jauh dari kesempurnaan....NingSavin.com terus belajar...  Dan andalah guru kami... Apa yang dihadirkan disini  merupakan proses  belajar kami, yang coba kami tuangkan dalam tulisan.. tentulah tidak semuanya dapat kami tuangkan dalam tulisan ini..karena kami masih belajar menulis… ada sebuah harapan kami dengan menuangkannya kedalam tulisan ini , berharap dapat menjadi pengingat kami, bahwa kami berada dalam kondisi dan posisi saat ini, bukan semata-mata karena usaha kami sendiri…Yang utama tentulah karena-Nya dan selebihnya adalah karena doa dan dukungan orang-orang yang mencintai kami...