Sabtu malam alias malam Ahad kemaren melengkapi
perjalanan sejarah hidup saya dalam ber commuter line.
Ini sekaligus menjadi perjalanan terpanjang saya, naik commuter line
dari ujung ke ujung, dari Stasiun Bogor ke Stasiun Jakarta Kota. Stasiun yang
saya lewati Bogor-Cilebut-Bojong Gede-Citayam-Depok Baru-Depok Lama-Pondok
Cina-Universitas Indonesia-Universitas Pancasila-Lenteng Agung-Tanjung
Barat-Pasar Minggu-Pasar Minggu
Baru-Kalibata-Cawang-Tebet-Manggarai-Cikini-Godangdia-Gambir-Juanda-Sawah
Besar-Jayakarta-Jakarta Kota. Itulah kira-kira stasiun-stasiun yang saya
lewati. Commuter line rasanya nyaman banget…karena pas sepi. Hehehe...
Ini sebenarnya perjalanan yang diluar rencana.
Ceritanya waktu itu bada maghrib saya baru selesai acara di Bogor. Seperti
biasa Jakarta-Bogor saya naik commuter line, begitu juga malam itu. Beli
tiket Bogor-Pasar Minggu untuk satu kali perjalanan Rp 8.000,- (Rp 5.000,-
untuk tiket berjaminan dan Rp 3.000,- untuk ongkosnya). Alhamdulillah begitu
masuk stasiun, kereta pas datang. Jadi langsung naik deh, dapat tempat duduk
pula dan ngga menunggu lama keretapun berangkat. Alhamdulillah...
Tak berapa lama, masuk pesan dari suami. Memberikan
kabar kalau sedang dalam perjalanan ke stasiun kota bersama saudara sepupu.
Naik commuter line juga, yang kebetulan pas berada di depan commuter
line saya. Jadi niatin untuk langsung turun di stasiun Pasar Minggu saya
urungkan, dan lanjut ke Stasiun Kota menyusul suami dan sepupu. Dan singkat
cerita akhirnya ketemulah kami di dalam stasiun. Sengaja ngga keluar dulu karena menunggu saudara yang mau transit ke Bandung. Jadi sambil menunggu keberangkatan kereta kita manfaatkan untuk ngobrol-ngobrol sebentar. Tidak sampai 30 menit kereta yang menuju Bandung akan segera diberangkatkan.
Dan suami memegang 2 THB alias Tiket Harian Berjaminan. Tiket yang satu punya dia dan tiket yang satu punya saudara. Baca-baca petunjuk dibalik kartu, ternyata kalau mau melanjutkan perjalanan balik ke Pasar Minggu, tiket harus ditempelkan di pintu keluar, dan kita kembali ke loket untuk membeli tiket baliknya. Saya sendiri tidak ikut keluar, karena sewaktu dari Bogor THB saya untuk tujuan Pasar Minggu, jadi bisa keluarnya ya di pintu keluar stasiun Pasar Minggu.
Gambar dari Google |
Alhamdulillah, tak perlu menunggu lama, suami sudah dapat tiket untuk ke Pasar Minggu. Oke dear...Bismillah...let's go...Karena ini stasiun keberangkatan pertama kami bisa milih tempat duduk. Sekitar 40 menit perjalanan sampailah kami di stasiun Pasar Minggu. Sebelum meninggalkan stasiun tak lupa kami ke loket untuk menukarkan kembali THB dengan uang Rp 5.000,- yang kita jaminkan. Ada 3 tiket kartu saya, tiket suami dan tiket saudara sepupu. Dan ternyata... hanya 2 kartu yang bisa ditukar kembali. Sedangkan tiket yang punya saudara tidak bisa ditukar karena belum di tap keluar. Pun ketika kami sudah menjelaskan bahwa transit, jadi ngga perlu keluar, karena kereta yang akan ditumpangi hanya berada di jalur sebelahnya. Tetap saja tidak bisa. Kartu harus tetap di tempel dulu di pintu keluar jika ingin bisa ditukarkan dengan uang jaminan kita. Wowww...Dan akhirnya...kami ikhlaskan saja. Anggap aja dapat souvenir dari PT KAI.Hehehe. Karena untuk menempelnya harus balik lagi ke stasiun kota. Belum kebayang kapan baliknya, sementara kalau sudah lewat 1 minggu kartu sudah expired. Benar saja...pengalaman itu mahal :). Malu bertanya sesat di jalan, pun kalau banyak bertanya juga memalukan :D. Peringatan untuk diriku : 1) baca dengan cermat tata cara penggunaan THB 2)jangan malu bertanya, jika masih ada yang kurang jelas. Malu dikit gpp, daripada sesat di jalan...hehehe
Bagaimana dengan pengalamanmu temans? :)
0 comments:
Post a Comment