Monday, January 18, 2016

Cerita Cinta di Atambua



Ini adalah untuk kedua kalinya saya pergi ke kota Atambua. Ibukota kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berangkat dari Jakarta pukul 08.40 WIB dan tiba di Bandara El Tari Kupang pukul 12.40 WITA. Jadi kira-kira membutuhkan waktu 3 jam dengan menggunakan pesawat langsung dari Jakarta ke Kupang alias tanpa transit.
Begitu tiba di Kupang, saya sudah ditunggu oleh seorang teman yang datang untuk menjemput. Namun seandainya tidak dijemput, kita tak perlu khawatir  karena di bandara ini banyak sekali taksi bandara, mobilnya bukan sedan, namun sejenis avanza atau xenia. 
Cinta dari Atambua
Dari Kupang perjalanan kami lanjutkan ke daerah tujuan, Atambua, Kabupaten Belu. Selama perjalanan kami melewati jalanan yang berkelok-kelok, meskipun berkelok namun jalannya sungguh bagus mulus. Disini ilmu perjalanan yang telah saya tekuni selama hampir lima tahun belakangan ini di daerah Sulawesi Tengah akhirnya terpakai kembali, menyusuri jalan berliku :). Cuma disini jalannya lebih lebar dan lebih bagus. Kami melewati Kota Soe yang merupakan ibu kota kabupaten Timor Timur Selatan (TTS) dan Kota Kefamenanu yang merupakan ibu kota kabupaten Timor Timur Utara (TTU). Setelah menempuh perjalanan sekitar tujuh jam, tibalah kami di Kota Atambua sekitar jam 23.00 WITA. Langsung mencari penginapan, karena ngantuk mulai sangat terasa, kasur mana kasur... Alhamdulillah dapat penginapan di Hotel Matahari, Jalan Ade Irma. Kamarnya besar, bersih dan harga terjangkau :).
Keesekon harinya kami dijemput kembali untuk menuju instansi yang harus kami tuju. Alhamdulillah... Kami diterima dengan sangat baik oleh Kepala Dinas. Berdiskusi tentang ini dan itu. Oia, kami juga dikalungin selendang dan kain tenun dari sini. Kaget, seperti pejabat saja. Hehehe... Menurut penjelasan dari teman-teman kami disini,ternyata ini merupakan cara penyambutan terhadap tamu. Terharu rasanya....

Dikalungi Selendang :)
Begitu urusan di dinas telah selesai kami lanjutkan perjalanan ke Desa Fatuba’a, Kecamatan Tasifeto Timur. Di sini sudah menanti masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani. Setelah beberapa kali melewati jalan berliku, tibalah di tempat tujuan. Maksud hati mau langsung memakir mobil di depan kantor. Namun salah satu teman yang mengantar kami mengatakan agar kami cukup berhenti di depan pintu masuk saja. Nanti mereka yang akan menghampiri kita. Hemmmm... ada apa ya.... Karena ngga tahu apa-apa akhirnya kita nurut saja. Yang kami liat di depan kantor sudah berkumpul bapak-bapak dan ibu-ibu. Ramai sekali... Dan apa tak lama kemudian, ini yang terjadi…. 
Tarian Penyambutan Tamu

Tarian Penyambutan Tamu
Para mama-mama (baca:ibu-ibu) berjalan menghampiri kami, membuat barisan berjajar dua. Setelah benar-benar dekat mendekati kami, mama-mama itu mulai memainkan alat musik yang mereka pegang di tangan kiri mereka. Tak hanya itu mereka juga menari. Tarian untuk penyambutan tamu, begitu teman kami berbisik. Pokoknya kami nurut saja jalannya acara. Dan lagi-lagi kami dikalungi lagi selendang. Selendang yang kemudian kami ketahui bahwa itu buatan mereka sendiri. Surprise, terharu, bahagia...alhamdulillah... terima kasih banyak teman.... :) 
Terima kasih Mama

0 comments:

Post a Comment