Tuk tuk, bajajnya thailand

Tuk Tuk. Pertama kali kudengar kata-kata ketika aku akan berangkat ke Thailand beberapa waktu yang lalu. Maklum saja baru pertama kali ini aku mengunjungi Negara gajah putih itu. Ketika teman kantorku mengucapkan kata itu “tuk tuk”. Ngga ada bayangin sama sekali dalam benakku itu benda apa. Mungkin karena aku yang masih sangat kurang dalam membaca dan mendengar segala sesuatu yang ada di sekitar. Tapi cukuplah kujawab dengan “oh iya...”. Sambil kuuringi janji dalam hati, bahwa aku akan mencari jawaban sendiri ketika aku sudah sampai di Bangkok nanti. Padahal ada kamus google didepanku, tetapi memang aku sengaja untuk tak mencari jawaban kepadanya. Aku akan mencarinya sendiri di Bangkok nanti.

Suatu hari, di waktu sore menjelang Maghrib aku tiba di bandara Suvarnabhumi, setelah menempuh perjalanan 8,5 jam dari Jakarta, karena pakai jeda 5 jam di Singapore. Aku di jemput oleh dua orang dari Kasersart University untuk di antar ke hotel PPIT (Pak Ping Ing Tang) yang beralamat di 7/39-40 Ngam Wong Wan Soi 19, Ngam Wong Wan Road, Nonthaburi, Thailand. Inilah  hotel tempat aku menginap selama di Thailand.

Ketika keluar bandara Suvarnabhumi menuju PPIT Hotel aku melihat banyak kesamaan antara Jakarta dan Bangkok. Model fly overnya. Bangunan-bangunannya. Pun termasuk macet-macetnya sama dengan di Jakarta.Sedikit perbedaannya walau macet tapi tidak terlalu banyak terdengar bunyi klakson. Hehe. Dalam perjalanan inilah aku menemukan jawaban atas pertanyaan yang kubawa dari Jakarta. What is ‘Tuk Tuk”? Dan inilah Tuk-Tuk.

Tuk Tuk adalah kendaraan bermotor roda tiga. Kendaraan ini ada juga di Jakarta, cuma orang Jakarta menyebutnya bajaj, bukan tuk tuk. Thailand telah mengimpor kendaraan ini dari Jepang sejak tahun 1934. Kendaraan ini sangat populer di Bangkok dan kota-kota sekitarnya. Sama seperti bajaj, tuk tuk juga tidak menggunakan meter, tarif/biaya perjalanan dinegosiasikan diawal. Jadi pintar-pintar menawar harga ya.. Selamat mencoba..