Pagi-pagi sudah tiba di kota kelahiranku, Ponorogo Kota Reog Juga Kota Pondok Pesantren (heee, masih ingat dengan tulisan saya beberapa waktu lalu kan? :D) Sudah hampir lima bulan tak mudik, itu artinya sudah lama pula tak menikmati masakan khas daerahku ini. Walau beragam masakan telah kucicipi, tapi yang namanya masakan khas Ponorogo tetap melekat dihati. Alias selalu di rindukan dimanapun aku berada. Hehe.
Seperti pagi ini, aku sengaja mampir di warung Nasi Pecel Mbah Godhong. Tepatnya di selatan terminal lama Ponorogo. Di pojokan jalan menikung. Nasinya empuk alias pulen banget. Cocok bagi yang tidak menyukai nasi yang keras alias akas kalau dalam bahasa Jawa. Sambalnya nggak terlalu pedas. Dan berbumbu mantap. Sayurnya bayam dan bunga turi disajikan di atas nasi pulen hangat yang kemudian di guyur sambel pecel diatasnya. Terus ditaburi trancam yang berisi biji lamtoro gung, timun dipotong kotak kecil-kecil, taoge dan daun kemangi alias selasih. Ditambah lagi lauk tempe tepung goreng hangat. Semakin nyamleng. Tapi kalau pengen lauk yang lain disini juga tersedia, seperti peyek kacang, ikan salem, rimbil, dan lain-lain. Hemm, alhamdulillah...
0 comments:
Post a Comment