Dulumai.
Adalah nama salah satu desa yang ada di Indonesia. Tepatnya terletak di
Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Salah hal
yang membuat desa ini istimewa bagi saya adalah untuk menjangkaunya harus menyeberangi
dulu Danau Poso yang luasssss itu. Sekitar 1300 kali luas nya Telaga Sarangan
yang ada di Magetan. Luas Danau Poso adalah 39.890 hektar, sedangkan luas
Telaga Sarangan 30 hektar.
Dan dengan
izin Allah, Ramadhan kemaren saya berkesempatan untuk menyeberangi Danau Poso. Pagi-pagi
kami berangkat dari kota Poso menuju desa Peura, karena di desa inilah
dermaganya. Poso-Peura diperlukan waktu 2 jam. Dengan menelusuri jalan mendaki,
berkelok dan kurang mulus. Hujan terus mengguyur sepanjang perjalanan kami,
yang jujur membuat was-was juga dalam hati. Hingga kami tiba di dermaga desa
Peura belum ada tanda-tanda juga hujan akan reda. Jujur makin was-was walaupun
kami sudah membawa pelampung juga.
Sedikit lagi Dulumai |
Setibanya di
dermaga, ketingting yang akan membawa kami ke Dulumai belum juga tiba. Jadi
kami putuskan untuk menanti di salah satu rumah penduduk desa Peura yang
letaknya tepat di dekat dermaga. Beberapa saat menunggu tak nampak tanda-tanda
hujan akan reda. Suasana semakin dingin oleh hembusan angin dari danau. Tak
henti berdoa “Ya Allah lindungilah perjalanan kami.” memantapkan hati dengan bertanya kepada
teman-teman yang mengantar kami serta pemilik rumah yang kami singgahi. Dan mereka
berkali-kali bilang kepadaku “Gapapa Bu. Kalau hujan, air danaunya justru
tenang.” Yang bikin was-was juga itu karena yang akan kami naiki ketinting. Do
you know ketingting? Ketingting adalah perahu kecil tanpa atap, yang lebarnya
pas banget untuk duduk 1 orang.
Ketingting |
Setelah hamper
30 menit menanti ketinting yang dinanti akhirnya datang juga. Pengemudi dan
ketingting basah kuyup karena diguyur hujan. Jadi begitu menepi di dermaga
tidak langsung berangkat, karena akan dipasang terpal dulu agar kami tidak
kehujanan. Wuahhh…terharu rasanya…
See you Dulumai |
Bismillah,
ketingting siap berangkat. Dalam guyuran hujan rintik-rintik ketingting yang
kami tumpangi melaju. Pakai jaket pakai pelampung jadi lumayan hangat. Air
danau sekesali muncrat ke kami. Subhanallah…airnya jernih sekali. Hilang rasa
was-was berganti rasa takjub melihat indahnya danau ini. Benar adanya dalam suasana
hujan air danau justru tenang. Sesekali tanganku kumasukkan ke danau, saking
kagumnya. Setelah menempuh sekitar 1 jam perjalanan tibalah kami di Dulumai. Saking
menikmati perjalanan satu jamm jadi tak terasa lama. Alhamdulillah….lega
rasanya… Desanya berada diatas bukit. Mari naikkkk…semangat.. Pemandangannya
bagus, khas pegunungan. Pepohonan terutama coklat tumbuh di kanan kiri jalan. Hijau
dan adem..
Foto Bersama Warga Dulumai |
Hijau Indonesiaku |
Mantap....
ReplyDelete