Thursday, March 14, 2013

Mari Ke Ponorogo 2 : Rujak Petis dan Es Cao di Warung Bu Tiek


Warung Bu Tiek, Depan Terminal Lama Ponorogo
Kemaren sampai di Stasiun Madiun jam 04.45, molor 45 menit dari jadwal yang tertera di tiket. Tak apalah yang penting bisa sampai tujuan dengan selamat. Dari Stasiun Madiun langsung menuju Ponorogo tercinta. Hemmm..alhamdulillah segarnya udara pagi. Ditambah hijau hamparan padi dikanan kiri jalan kian menambah adem pagi hari ini. Adem di mata adem di hati. Kuliner pertama yang dilakukan begitu sampai di Ponorogo adalah makan pecel pincuk. Lauknya tempe goreng, pia-pia, dan lentho. Minumnya teh anget. Mantep maknyus. Lima ribu rupiah, kenyang wis.  

Hari berikutnya kuliner rujak petis, termaknyus di Ponorogo.Warung Bu Tiek. Kalau dulu waktu aku kecil alamat di jalan Welirang, sekarang ada juga warungnya di depan terminal lama Ponorogo. Inilah salah Ponorogo Fast Food. Rujak Petis. Harganya low price banget, Rp 7.000,-  per porsi. Selain rujak petis menu andalan warung Bu Tiek adalah gado-gado. Harganya sama persis. Rp 7.000,- per porsi. Selain rujak petis kita juga bisa menikmati minuman yang segar-segar disini. Untuk minuman berkisar antara harga Rp 2.500,- sampai dengan Rp 4.000,-. Misalnya seperti es beras kencur, es dawet, es blewah harganya dan es cao Rp 3.000,-. Apa itu es cao? Es cao adalah minuman yang terbuat dari kolang kaling yang dicampur dengan juruh alias sirup dan perasan jeruk nipis. Sirupnya ini dibuat khusus dari gula merah atau kadang gula putih yang diberi warna merah. Wah, jadi haus membayangkannya. Jadi bawa uang Rp 10.000,- sudah kenyang makan disini. Hehe. Padahal kalau makan rujak petis di Jakarta per porsinya kisaran Rp 16.000,- sampai Rp 20.0000,- 

Dan kuliner yang paling dasyat berikutnya adalah menikmati masakan Ibuku dan Ibu Mertuaku. Jangan Terong (baca : sayur lodeh terong), sambel bawang tempe, sego goreng, perkedel tahu. Hmm, enak banget, limited edition (karena khusus dibuat untuk anaknya), dan gratis.

0 comments:

Post a Comment