Thursday, February 6, 2014

Jalan-Jalan Ke Kalimantan Selatan : Wisata Pasar Apung Sungai Barito dan Wisata Alam Pulau Kembang#day 2



Bismillah…menepati janji untuk menuliskan petualangan hari ke 2 di Bumi Kalimantan Selatan. Kali ini benar-benar mruput alias pagi-pagi banget untuk pergi ke Sungai Barito. Jam 03.30 WITA sudah bangun, shalat tahajud dulu kemudian persiapan jalan-jalan sambil menunggu adzan subuh. Awalnya berencana untuk berangkat sebelum subuh dan shalat Subuh di Masjid Bersejarah Sutan Suriansyah, yang kebetulan letaknya di dekat dermaga klotok alias kapal kayu yang digunakan untuk menyisir Sungai Barito. Namun niat kami urungkan, dan kami memutuskan untuk shalat subuh di rumah saja. Kenapa harus pagi-pagi? Karena tujuan kami adalah Pasar Terapung yang berada di Sungai Barito, yang bukanya pagi-pagi, dan sudah mulai bubar jika agak siang sedikit. Momen seperti ini bagi petualang pemula seperti saya tentu sangatlah berharga sekali. Oleh karena itu jangan sampai terlewatkan.
Dan bada subuh kami langsung berangkat menuju jalan kuin, tempat dimana kami akan mulai menaiki klotok. Hari masih gelap, juga kecapekan karena kurang tidur dan efek kebanyakan jalan-jalan sebelumnya, di mobil rasanya teklak tekluk alias ngantuk berat. Tidur. Mobilpun tiba-tiba sudah sampai di jalan kuin, tepatnya di dermaga depan masjid Suriansyah. Mobil kami parkir di halaman masjid. Lalu kami menyewa klotok, Rp 200.000,- yang dibayarkan setelah turun dari klotok, karena para nahkoda itu tidak mau menerima dengan alasan belum melakukan apa-apa. Bismillah… ini adalah pengalaman pertama bagi saya naik kapal kayu seperti ini menyisir sungai Barito yang luasssss itu. Awalnya pelan dan makin lama semakin kencang, klotok melaju menuju Pasar Terapung. Sepanjang perjalanan saya melihat kanan-kiri. Rumah-rumah berdiri di tepi sungai. Dan yang mengagetkan bagi saya, ternyata orang-orang di bantaran sungai ini memanfaatkan air sungai untuk mencuci, mandi, buang air besar air kecil, dll. Sungguh mereka sama sekali tak memiliki rasa ketakutan atas pencemaran yang mungkin saja sudah mengkontaminasi air di sini.
Sesampainya di pasar apung saya menyaksikan beberapa kapal yang isinya dagangan seperti sayuran dan buah-buahan, bankan ada juga semacam warung yang juga di desain di kapal.Yang jualan disini kebanyakan Ibu-Ibu dan juga Bapak-Bapak.Mereka nampak perkasa di usianya yang sudah senja. Wajah tangguh, dibalut keberanian menapaki kehidupan yang sungguh dasyat seperti aliran sungai Barito ini. Beberapa kali kapal-kapal kecil mereka merapat dan membentur klotok yang saya tumpangi, bergoyang oleng, kemudian tangannya menggapai klotok yang saya tumpangi, dengan ramah dan bersahabat, dalam dialog bahasa banjar, mereka menawarkan dagangannya kepada kami. Bukan hanya kami, tapi juga kepada klotok-klotok yang lain mempunyai tujuan sama dengan kami. Allahu Akbar. Sayangilah para pahlawan keluarga ini Ya Rabb...
Sambil menikmati sepoi udara pagi Sungai Barito kami merapatkan klotok ke klotok yang menjual makanan, seperti warung terapung gitu...Menu sarapan pagi kali ini nasi kuning ikan haruan. Ikan haruan itu kalau di Jawa disebut juga ikan gabus kalau di kampung saya Ponorogo disebut juga iwak kutuk. Coba deh googling maka nanti akan muncul gambar ikan yang sama. Hehehe. Ikan haruannya dimasak berkuah merah, bersantan. Ini pengalaman pertama saya makan nasi kuning memakai lauk seperti ini, dinikmati diatas klotok pula. Subhanallah makin berkesan. Enam piring nasi ditambah 5 teh manis hangat dan satu teh tawar dihargai Rp 120.000,-
Belum selesai disini, klotok yang kami tumpangi kemudian melaju ke  yaitu Wisata Alam Pulau Kembang. Yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Pasar Terapung. Pulau Kembang adalah Pulau yang berada di tengah sungai barito, pulau ini dihuni buanyakkkkk banget kera. Kera-kera itu berkelompok-kelompok. Lucu juga mengamati tingkah polah kera-kera itu, ada yang sedang menggendong anaknya, ada yang sedang ambil kutu temannya, ada yang sedang asyik mengupas pisang, dan lain-lain. Tiket masuk pulau ini Rp 5.000,- per orang. Begitu masuk nanti akan ada orang yang menemani kita, menjaga kita dari kera-kera itu, jadi kita bisa mengitari pulau kembang dengan aman, insya allah. Kan ini bagian dari ikhtiar, soalnya meraka kan yang lebih mengenal daerah ini. Untuk biayanya tidak ada tarif tertentu, sesuai kerelaan kita saja. 
Pulang dari Pulau Kembang wisata kita lanjutkan untuk melihat Jembatan Barito. Cuma tidak sempat foto-foto disini karena jalanan sudah ramai. Sebagai warga negara yang baik harus mematuhi peraturan berlalu lintas dong...Mari belajar menjadi lebih baik, dimulai dari diri sendiri dan tanpa menunda-nunda..

0 comments:

Post a Comment