Tak
lengkap rasanya jika jalan-jalan tak menikmati kulinernya. Pun ketika
jalan-jalan ke Pacitan awal tahun baru lalu. Kali ini mencoba mampir di warung
makan sari laut nasi tiwul Bu Gandhos yang terletak di atas bukit Pantai Teleng Ria di dekat Pelabuhan Ikan Tamperan atau di Jalan Raya Pacitan KM 5.Berada di sebelah kiri jalan jika kita dari arah Ponorogo. Sambil makan sambil menikmati pemandangan laut, serta kapal-kapal penangkap ikan yang sedang berlabuh di Pelabuhan Ikan Tamperan. Semilir angin segar khas pegununngan yang langka saya dapatkan sejak melibatkan diri menjadi urban karena sebuah pilihan pekerjaan yang telah diambil dengan mempertimbangkan berbagai hal. Juga sendau gurau dan percakapan-percakapan ringan berbahasa jawa dari pengunjungan warung yang berdatangan, yang menggambarkan keramahan dan kesederhanaan masyarakat di sini. Adhem tur ayem, bebas dari gaya-gaya hedonisme.Suasana-suasana inilah salah satunya yang menjadikan magnet bagi saya untuk selalu kembali kesini.
Back to topic, mau ngomongin makanan kok malah larut dalam suasana memikat disekitarnya. Hehehe.Ya itulah bonusnya makan di warung ini. Oke let's start.Pagi itu sebelum memulai wisata ke Pantai Klayar kami mampir dulu untuk sarapan sekaligus makan siang di warung makan sari laut nasi tiwul Bu Gandhos. Warung sudah mulai ramai, seperti mereka rombongan wisatawan juga seperti kami. Sebelum masuk warung, kita akan ditawari menu apa yang akan kita pilih. Tidak ada buku menu, makanan sudah berjajar di etalase. Jadi bisa dilihat langsung makanan yang kita inginkan. Waktu itu kami memilih menu urap, nasi putih, dan ikan bakar untuk 5 orang. Minumnya teh manis hangat dan es degan alias es kelapa muda. Setelah itu barulah kami mencari tempat duduk. Lesehan, beralaskan tikar dari mendhong. Ya Allah, ternyata sudah bertahun-tahun saya tidak menikmati duduk di atas tikar seperti ini. Alhamdulillah, bahagia rasanya.
Tak perlu menunggu lama, makanan pun datang sesuai pesanan. Ikan bakar tersaji dalam satu piring untuk 5 orang, nasinya tersaji dalam tampah mini yang dialasi daun pisang, urapnya tersaji dalam satu piring, pelengkapnya sambel yang tersaji dalam lemper alias piring mungil yang terbuat dari tanah, minumnya tersaji dalam gelas jimbeng alias gelas besar. Bismilllah...mari makan. Ikan bakarnya dilumuri dengan kecap, jadinya rasanya manis. Jika kita pecinta pedas, maka tinggal dicocol ke sambelnya yang huh hah. Pedesss banget. Untuk menambah selera tambahkan pula urap di atas nasi angetnya. Hemm...rasanya jadi pengen lagi dan lagi.
Oia total makan kita berlima adalah Rp 119.000,- terdiri dari 2 porsi ikan bakar Rp 80.000,-, urap Rp 5.000,-, sambel Rp 4.000,- nasi Rp 15.000,-, minuman Rp 15.000. Monggo mampir kalau sedang tour ke Pacitan...
0 comments:
Post a Comment