Selama ini aku hanya menyaksikan saja, kepadatan penumpang kereta Bogor-Jakarta atau Jakarta-Bogor pada saat jam berangkat atau pulang kerja. Dan kemaren adalah pengalaman pertama aku naik kereta pada saat jam pulang kerja. Tepatnya dari Pasar Minggu ke Bogor.
Untuk kenyamanan sebenarnya aku sudah memilih kereta yang terbaik. Jatuhlah pilihan pada Commuter Line. Kira-kira jam 16.45 WIB tibalah kereta yang aku nanti di stasiun Pasar Minggu. Sebelum kereta ini ada beberapa kereta yang datang duluan, ekonomi semua, penumpangnya berjubel sangat sampai atas atap kereta. Ternyata kereta pilihanku kondisinya juga tidak berbeda jauh dengan kereta yang datang sebelumnya. Berjubel juga. Mepet pet pet pet. Sampai sudah menggerakan badan. Bersyukur karena untuk wanita diberikan gerbong khusus wanita. Jadi tak terbayang jika tidak ada pemisahan antara penumpang pria dan wanita.
Setiap berhenti distasiun aku berharap akan ada pengurangan penumpang karena ada yang turun. Biar bisa sedikit bisa bernafaslah. Benar adanya setiap stasiun memang ada yagn turun, namun disisi lain ada juga penumpang yang naik. Jadi impaslah sudah. Kereta terus melaju, dan baru kurasakan kereta mulai longgar saat aku sudah hampir tiba di Bogor.Hihihi. Sempurna..
Kereta ini sebenarnya sudah ber AC, tapi aku melihat ada beberapa kipas angin dan beberapa jendela dibuka. Mungkin karena terlalu padatnya, hingga AC pun seolah tak terlalu terasa manfaatnya.
Di antara penumpang yang berdiri berdesakan aku melihat seorang ‘ibu-ibu cerdas’ yang membawa kursi sendiri. Berhubung kursi yang tersedia tidak ada lagi yang kosong dia bawa kursi sendiri. Benar juga Ibu ini, sebagai langkah antisipasi kalau-kalau tak kuat berdiri. Karena selain perjalanannya jauh, kondisi yang padat. Biar saja penumpang lain ngomel-karena kalau duduk otomatis mengambil space yang agak banyak-dari pada pingsan kan lebih merepotkan lagi..
Saat tiba diterminal Bogor aku jadi mikir. Aku aja yang sekali naik kereta sudah capek sekali. Bagaimana mereka yang setiap hari menggunakan alat transportasi ini? Atau mungkin mereka sudah terlatih setiap hari, hingga tak terasa lagi capeknya. Atau memang sudah tak ada pilihan lagi? Jadi naik angkutan apa yang enak pada saat jam berangkat atau pulang kerja?
0 comments:
Post a Comment