Seperti biasanya bada shalat subuh aku pergi ke penjual sayur di dekat rumah. Penjual sayuran ini memang rajin, pagi-pagi sudah buka, jadi bagi yang mau ke kantor bisa belanja dengan lega alias ndak dihinggapi rasa khawatir terlambat sampai kantor. Beli bayam, terong, oyong, sawi dan pengennya beli tahu atau tempe. Namun hari ini tidak dijual tahu dan tempe. “Di pasar ndak ada orang yang jual tahu dan tempe mbak, mungkin karena harganya mau naik..” begitu penjual sayur itu menjelaskan kepadaku.
Efek dari kenaikan harga kedelai yang marak diberitakan beberapa hari ini ternyata benar-benar mempengaruhi produksi tahu dan tempe. Pengrajin tahu dan tempe mogok produksi. Itu berita yang aku dengar dan lihat di televisi. Bahkan ada pengrajin tahu tempe di suatu tempat yang di razia tahu tempenya. Hasil razia dikumpulkan di suatu tempat, kemudian dibiarkan teronggok begitu saja sampai bau.
Sebagai orang awam aku berpikir, apa mereka nggak akan semakin merugi kalau melakukan hal ini? Biaya pembelian bahan baku tidak kembali, biaya produksi tak kembali, apalagi laba? Daripada daripada yang lebih baik aku rasa lebih banyak. Tapi mengapa ini yang menjadi pilihan?
#tulisan spontan di pagi hari
0 comments:
Post a Comment