Monday, September 5, 2011

Balik ke Jakarta

Setelah delapan hari menikmati liburan lebaran, kini tiba saatnya untuk balik ke Jakarta. Libur tiga hari atau delapan hari rasanya sama saja, begitu cepat berlalu. Bismillah. Semangat. Karena bekerja itu adalah ibadah.
Dari Madiun ke Jakarta di tempuh dengan naik kereta api. Kami memilih untuk naik eksekutif Bangunkarta. Kenapa kereta api? Karena tempat tinggal kami lebih dekat dengan stasiun, kira-kira satu jam sudah sampai. Jadi kalau jadwal pemberangkatan kereta jam 18.10 WIB kami bisa berangkat dari rumah jam 16.00 atau lebih dari itu. Jadi waktu kami bersama keluarga terasa lebih maksimal dibandingkan dengan naik pesawat. Memang surabaya-jakarta cukup ditempuh dengan 1 jam, tapi dari tempat tinggal kami ke bandara itu yang tidak bisa diperkirakan. Kalau lancar bisa ditempuh dengan waktu 4 sampai 5 jam, namun kalau lebaran seperti ini biasanya macet, jadi bisa lebih lama dari itu. Jadi kalau pesawat berangkat jam 18.10 juga, kami mesti sudah berangkat dari rumah pagi-pagi hari. Terpotong banyak deh saat-saat bersama keluarga.
Terus kenapa memilih eksekutif Bangunkarta (padahal masih ada eksekutif yang lainnya, misalnya eksekutif Bima dan eksekutif Gajayana)? Alasan utama kami, karena eksekutif Bangunkarta berangkat paling awal dari madiun (pukul 18.10) , jadi biar kami tidak terlalu terlambat masuk kantor J. Kalau kereta api eksekutif bima berangkat dari madiun jam 19:56  dan eksekutif bangunkarta jam 21:29. Jadi terbayangkan sampai di jakarta jam berapa???
Ketika mudik dan balik kami temukan suasana yang berbeda dengan tahun di ruang tunggu stasiun. Tidak terlalu ramai, bahkan bisa dikatakan biasa aja. Ini karena pada tahun ini PT KAI hanya memperbolehkan calon penumpang saja untuk memasuki ruang tunggu, pokoknya yang ga bawa tiket ga masuk. Ternyata jumlah pengantar itu jauh lebih banyak dibandingkan jumlah calon penumpang, 1 calon penumpang bisa diantar sampai 7 orang J. Salah satu bukti cinta orang tua kepada anaknya, adik kepada kakaknya, kakak kepada adiknya, paman kepada keponakannya, dan masih banyak lagi.
Akhirnya..tak lupa kami sekelurga mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita kembali dipertemukan dengan ramadhan yang mulia.

2 comments:

  1. Tapi, naik Bangunkarta terancam molor sampai Jakarta, karena banyak silang dan batas kecepatan di petaknya rendah. Kalau Bima, karena ekspress, jadi tidak terhambat dan, guncangan lebih ringan, dan sampai jakarta jam 06.25

    ReplyDelete
  2. Dan jangan samakan waktu tempuh antar KA. K1 Bima bisa dipakai hingga 120 km/jam, dan bangunkarta hanya 100km/jam

    ReplyDelete