Kalau menyebut kota Tolitoli, aku menjadi teringat sembilan tahun yang lalu ketika temanku mendapat tugas dinas di kota tersebut. Kata dia waktu itu kalau dari Manado ke Tolitoli harus naik kapal sehari semalam. Tidak pernah disangka bahwa sembilan tahun kemudian Allah menjalankanku ke kota ini. Tolitoli adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sulawesi Tengah.
Dari Jakarta naik pesawat ke Palu. Karena ingin langsung alias tanpa transit maka kami memilih pesawat yang terbang sore hari. Kalau pesawat pagi biasanya tidak langsung ke Palu, tetapi transit dulu di Surabaya atau Makasar.
Jam 8 malam tiba di Palu, kemudian kami menginap dulu di Palu dan melajutkan perjalanan keesokan harinya. Selain untuk mengistirahatkan badan, juga agar bisa menikmati indahnya alam Sulawesi Tengah.
Sebenarnya ada pesawat kecil Palu-Tolitoli, tapi masih terbatas jadi ya untuk kalangan terbatas. Maka pagi harinya dengan menyewa travel jurusan Palu-Tolitoli, kami menyisir pantai barat Sulawesi untuk menuju Tolitoli. Tarif travel yang kami tumpangi dari Palu-Tolitoli Rp 150.000,-/orang. Travelnya enak, longgar, kaki bisa selonjoran, pakai AC alias angin cendela. Hehe.. Palu – Sindue – Sirenja – terus menyisir pantai barat hingga sampai ke Tolitoli. Perjalanan darat kira-kira ditempuh selama 12 jam. Menurut informasi sebenarnya kalau lewat pantai timur itu lebih dekat. Tapi karena jalan di pantai timur masih dalam perbaikan jadi kami lewat pantai barat. Pemandangan sepanjang perjalanan sungguh sangat indah, subhanallah. Laut yang biru menghampar dilihat dari ketinggian. Pantai yang bersih. Hutan yang hijau. Pohon kelapa banyak tinggi menjulang. Indah. Perjalanan selama 12 jam jadi tidak terasa meskipun disertai dengan medan jalan yang berkelok-kelok. Benar-benar dilupakan dengan indahnya pemandangan yang kami lalui sepanjang perjalanan ini.
Kami tiba di Tolitoli malam hari dan menginap di Hotel Tolitama, yang terletak di dekat Masjid Raya Tolitoli atau tepatnya di Jalan Veteran No.11. Enak juga menginap di hotel ini karena dekat dengan rumah makan dan pasar, jadi memudahkan mencari makan. Di dekatnya ada rumah makan PNS, tapi jangan salah PNS disini maksudnya bukan Pegawai Negeri Sipil, tapi Rumah Makan Putri Nur Sakinah.
Tak lengkap rasanya kalau ke Tolitoli tak makan ikan. Pada suatu kesempatan kami makan ikan di pinggir pantai. Inilah yang kusukai makan ikan laut.. ada yang dibakar, ada yang dibuat kuah asam, juga ada yang digoreng. Ditambah cah kakung dan minum es jeruk jadi makin mantap. Satu hal lagi yang kusuka adalah sambal dabu-dabu. Tomat diiris kecil, cabe diiris kecil, lalu disiram minyak panas yang digunakan untuk menggoreng ikan. Hmmm, yummy...
Selesai urusan di Tolitoli, kemudian lanjut perjalanan ke Kabupaten Buol. Satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan provinsi Gorontalo. Kamipun menyisir pantai utara Sulawesi untuk sampai di Buol. Pemandangan sepanjang Tolitoli – Buol juga indah sekali.
Foto : koleksi Ning Savin.
hmmmmm...bulan madu terus ya mbak ning...asyiikkk neeehhh....heee
ReplyDelete:)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletebukan bulan madu, savin-nya yang ditinggal dirumah
ReplyDeleteLho ada yang membuat pengakuan nih...:)
ReplyDeletewah saya mau ke toli toli juga deh....mendingan naik pesawat atau naik travel ya??
ReplyDeleteKalau ingin menikmati pemandangan bisa travel... kalau tidak ingin cepat bisa pesawat...sama nikmatnya menurut saya...
DeleteKalau travel atau pesawat terserah mbak aja kebetulan saya orang tolitoli asli kalau mbak dari palu ke tolitoli itu gk cukup sejam mbak kalau naiknya pesawat.tapi kalau mbak mau nikmatin perjalanan naik travel aja kalau travel bisa nikmatin pemandangan yg bagus kayak pantai naik gunung dll...
ReplyDeleteKalau ke tolitoli jangan lupa kunjungi pantai .pantai disini bagus bagus banget loh mba
betul....setuju....saya biasanya nongkrong sambil liat sunset sambil makan ikan...atau makan pisang goreng di Jalan Baru...hehehe.
Delete